MAKALAH BK
(Evaluasi
Bimbingan dan Konseling)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak atau peserta didik adalah pribadi yang tumbuh
dan berkembang menuju kedewasaannya. Seiring dengan bertambahnya usia, anak
atau peserta didik mengalami proses belajar yang terus menerus dari yang
sebelumnya tidak mengetahui menjadi mengetahui; dari yang sebelumnya tidak
mengalami menjadi mengalami secara langsung pengalaman hidupnya. Dalam proses
belajar dan memahami sesuatu inilah dibutuhkan seorang guru yang dapat
mendampingi anak atau peserta didik.
Didalam sekolah, semua guru adalah pembimbing bagi
anak didiknya dalam proses belajar mengajar. Seorang guru tidak hnay
menyampaikan ilmunpengetahuan kepada anak didiknya, tetapi juga mendampingi
mereka dalam meraih keberhasilan pendidikan. Dalam menjalani setiap aktifitas
dalam belajar mengajar ini tugas gurur adalah juga memberikan bimbingan kepada
anak didiknya. Akan tetapi, anak didik juga membutuhkan bimbingan secara khusus
, terutama ketika menghadapi persoalan yang terkait dengan kepribadian , agar
dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik. Disinilah sesungguhnya pentingnya
keberadaan bimbingan dan konseling disekolah. Secara professional, bimbingan
dan konseling dilakukan oleh konselor.[1]
Kemajuan berfikir dan kesadaran manusia akan diri
dan dunianya, telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat
kehidupan semakin kompetitip dan memnuka peluang bagi manusia untuk mencapai
status dan tingkat kehidupan tang lebih baik. Dampak positif dari kondisi
global telah mendorong manusia untuk terus berfikir, meningkatkan kemampuan,
dan tidak puas terhadap apa yang dicapainya pada saat ini. Adapun dampak
negatif dari globalisasi tersebut adalah (1) keresahan hidup dikalangan
masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya komplik, sters, kecemasan,
dan frustasi. (2) adanya kecendrungan pelanggaran displin, kolusi, dan korupsi,
makin sulit diterapkannya ukuran baik jahat serta benar salah secara lugas. (3)
adanya ambisi kelompok yang dapat menimbulkan konflik, tidak saja konflik
psikis, tetapi juga konflik fisik dan (4) pelarian dari masalah melalui jalan
pintas yang bersifat sementara juga adiktif, seperti penggunaan obat-obat
terlarang,
Untuk menangkal dan mengatasi masalah tersebjt perlu
dipersiapkan insane dan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu. Manusia
Indonesia yang bermutu yaitu, manusia yang harmonis lahir dan batin, sehat
jasmani dan rohani, bermoral, menguasai ilmu pengatahuan dan teknologi secara
professional, serta dinamis dan kreatif.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa itu Evaluasi?
2.
Apa itu BK?
3.
Apa arti evaluasi Bimbingan dan Konseling?
4.
Tujuan Evaluasi dari BK?
5.
Jenis-Jenis Evaluasi BK?
6.
Evaluasi BK Pada tingkat SD?
7.
Evaluasi BK Pada tingkat SLTP dan SLTA?
8.
Evaluasi BK Pada tingkat Perguruan Tinggi?
C. Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian evaluasi?
2.
Untuk mengetahui pengertian BK?
3.
Untuk mengetahui pengertian Evaluasi BK?
4.
Untuk mengetahui tujuan BK?
5.
Untuk mengetahui jenis-jenis Evaluasi BK?
6.
Untuk mengetahui Bagaimana Evaluasi BK pada tingkat SD?
7.
Untuk mengetahui Bagaimana Evaluasi BK pada tingkat SLTP
dan SLTA?
8.
Untuk mengetahui Bagaimana Evaluasi BK pada tingkat
Perguruan Tinggi?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Evaluasi
Secara
harfiah kata evaluasi berasal dari b.inggris evaluation, dalam b. arab :
al-taqdir , dalam bahasa Indonesia berarti, penilaian.
Adapun dari segi
istilah, sebagaimana dikemukakan oleh edwind wand dan Gerald W.Brown: Evaluation
refer to the act or process to determining to the value of something.menurut
difinisi ini yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown itu untuk
memberikan definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu
dapat diberi pengertian sebagai , suatu tindakan atau kegiatan (yang
dilaksanakan dengan maksuduntuk)—atau suatu proses—(yang berlangsung dalam
dalam rangka)—menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan
(segala sesuatu yang
berhubungan dengan, atau yang terjadi dilapangan pendidikan.[2]
B. Pengertian Bimbingan konseling
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, bimbingan diartikan senbagai petunjuk (penjelasan) cara
mengerjakan sesuatu. Sedangkan konseling adalah pemberian bimbingan oleh yang
ahli kepada sesseorang menggunakan metode psikologis. Konseling juga bisa
diartikan sebagai pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli sedemikian
rupa sehingga pemahaman terhadap diri sendiri meningkat dalam memecahkan
berbagai masalah.
Bila merujuk pada kamus besar tersebut, bimbingan dan
konseling adalah petunjuk atau penjelassan yang diberikan oleh yang ahli kepada
seseorang dengan metode psikologis sehingga seseorang semakin memahami dirinya
agar dapat menghadapi suatu masalah dengan baik.[3]
C. Pengertian Evaluasi Bimbingan dan Konseling
Evaluasi
pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dimaksudkan adalah
segala upaya tindakan atau proses untuk nilai menentukan derajat kualitas kemajuan
kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bmbingan dan konseling di
sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai
dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Berdasarkan pengertian
di atas, dapatlah dirumuskan bahwa:
1) Evaluasi
pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan suatu usaha untuk menilai
efisiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan dan konseling demi peningkatan
mutu program bimbingan dan konseling
2) Evaluasi
pelaksanaan program bimbingan dan konseling ialah suatu usaha penelitian dengan
cara mengumpulkan data secara sistematis, menarik kesimulan atas dasar data
yang diperoleh secara objektif, mengadakan penafsiran dan merencanakan
langkah-langkah perbaikan pengembangan dan pengarahan sataf.
D. Tujuan
pelaksanaan evaluasi program dan bimbingan konseling
Secara
umum penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling
bertujuan untu:
1.
Mengetahui
program bimbingan dan konseling atau subjek yang telah memanfaatkan bimbingan
dan konseling
2.
Mengetahui
tingkat efisiensi dan efektifitas strategi pelaksanaan prografm bimbingan dan
konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu
Secara operasional, penyelenggaraan
evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling ditujukan untuk:
1). Meneliti secara berkala hasil
pelaksanaan program bimbingan dan konseling
2). Mengetahui tingkat efisiensi dan
efektifitas dari layanan bimbingan dan konseling
3) Mengetahui
jenis layanan yang sudah atau belum dilaksanakan dan atau perlu diadakan
perbaikan dan pengembangan
4) Mengetahui
sampai sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam usaha menunjang keberhasilan
pelaksanaan program bmbingan dan konseling
5) Memperoleh
gambaran sampai sejauh mana peranan masyarakat terhadap pelaksanaan program
bimbingan dan konseling
6) Mengethui
sampai sejauh mana kontribusi program vimbingan dan konseling terhadap
pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya, TIK dan TIU pada khususnya
7) Mendapatkan
informasi yang akurat dalam rangka perencanaan langkah-langkah pengembangan
program bimbingan dan konseling selanjutnya
8) Membatu
mengembangkan kurikulum sekolah untuk kesesuaian dengan kebutuhan
E. Jenis evaluasi pelaksanaan program BK di sekolah
Jenis
evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah mencakup empat
komponen, yaitu: (1). Evaluasi peserta didik (input), (2). Evaluasi
program, (3). Evaluasi proses pelaksanaan program bimbingan dan konseling dan
(4). Evaluasi hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.
1. Evaluasi peserta didik (input)
Untuk
mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program bimbingan konseling di sekolah,
maka pemahaman terhadap peserta didik yang mendapatkan bimbingan dan konseling
penting dan perlu. Pemahaman mengenai peserta didik perlu dilakukan sedini
mungkin.
Denganpemahaman
terhadap peserta didik ini dapat dipakai untuk mempertimbangkan hasil pelaksanaan
program bimbingan bila dibandingkan dengan produk yang dicapai. Evaluasi jenis
ini dimulai dari layanan pengumpulan data pada saat peserta didik diterima
sekolah bersangkutan.
Adapun jenis data yang
dikumpulkan dari peserta didik dapat berupa: (a) kemampuan sekolastik umum, (b)
bakat, (c) minat, (d) kepribadian, (e) prestasi belajar, (f) riwayat
kependidikan, (g) riwayat hidup, (h) cita-cita pendidikan/ jabatan, (i) hobi
dan penggunaan waktu hidup,(j) kebiasaan belajar, (k) ilmu sosial, (l) keadaan fisik
dan kesehatan, (m) kesulitan-kesulitan yang diihadapi, dan (n) minat terhadap
pelajaran sekolah.
2. Evaluasi program
Jenis
evaluasi program ini dilakukan demi untuk peningkatan mutu program bimbingan
dan konseling di sekolah. Penyusunan program bimbingan dan konseling di
sekolah dibagi menjadi beberapa kegiatan
layanan, yaitu: (1) layanan kepada peserta didik, (2) layanan kepada guru, (3)
layanan kepada kepala sekolah, (4) layanan kepada orang tua siswa/masyarakat.
Kegiatan operasiaonal dari masing-masing hendaknya disusun dalam suatu
sistematika tertentu. Jenis evaluasi pelaksanaan program bimbingan ini
memerlukan alat-alat/instrumen evaluasi yang baik.
3. Evaluasi proses
Untuk
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam program bimbingan dan koseling di sekolah, dituntut proses
pelaksanaan yang mengarah kepada tujuan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan
program bimbingan di sekolah banyak faktor yang terlebih yang perlu dievaluasi,
di antaranya:
a. Organisasi
dan administrasi program bimbingan dan konseling
b. Petugas
pelaksana atau personil
1) Tenaga
profesional
2) Tenaga
non-profesional
c. Fasilitas
dan perlengkapan
1) Fasilitas
teknis: tes, inventori angket, format, dan sebagainya.
2) Fasilitas
fisik, seperti:
a) Ruang
konselor;
b) Ruang
konseling;
c) Ruang
tunggu;
d) Ruang
pertemuan;
e) Ruang
administrasi bimbingan dan konseling;
f) Ruang
penyimpanan alat-alat;
g) Ruang
penyimpanan data.
3) Perlengkapan
seperti: meja, kursi, filling kabinet, files, lemari, rak, papan media
bimbingan, mesin ketik, alat perekam pandang dengar, dan sebagainya.
4) Anggaran
biaya
Anggaran
biaya perlu dipersiapkan secara rinci untuk untuk menunjang pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di sekolah. Anggaran yang diperlukan adalah dalam
pos-pos sebagai berikut:
a) Honorarium
pelaksana/personel;
b) Pengaduan
dan atau pengembangan alat-alat teknis;
c) Pengadaan
dan pemeliharaan sarana fisik;
d) Biaya
operasional: perjalanan, pertemuan, kunjungan rumah, dan sebagainya.
e) Penilaian
dan penelitian.
5) Kegiatan
pelaksanaan program bimbingan dan konseling
4. Evaluasi hasil pelaksanaan program bimbingan dan
konseling
Jenis
evaluasi pelaksanaan program ini diadakan melaui peninjauan terhadap hasil yang diperoleh seseorang
berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan bimbingan dan melalui peninjauan
terhadap kegiatan itu sendiri dalam berbagai aspeknya. Peninjauan evaluatif itu
memusatkan perhatian pada efek-efek yang dihasilkan sesuai dengan tujuan-tujuan
bimbingan yang dikenal dengan nama evaluasi produk atau evaluasi hasil.
Jadi, untuk memperoleh gambaran tentang keberhasilan dari pelaksanaan program
bimbingan dan konseling di sekolah. Sedangkan untuk mendapatkan gambaran
tentang hasil dari pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka
harus dilihat dalam diri siswa yang memperoleh layanan bimbingan itu sendiri.
Penilaian terhadap hasil lebih menekankan pada pengumpulan data atau informasi
mengenai keberhasilan dan pengaruh kegiatan layanan bimbingan yang telah
diberikan. Dengan kata lain, evaluasi terhadap hasil ditujukan pada pencapaian
tujuan program, baik dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.[4]
F. Evaluasi Bimbingan dan Konseling pada Sekolah Dasar
Masa sekolah dasar adalah masa kanak-kanak menuju masa
remaja. Menurut tahapan yang dikemukakan oleh Piaget pada tahap ini anak
mengalami tahap Operasional Konkrit yaitu pada umur 7-12 tahun, Pengetahuan
diperoleh dan struktur simbolis dan logis, tetapi skema terbatas pada objek
konkrit dan hadir dan acara. Pada tahap ini seorang anak akan mengalami
akomodasi dan asimilasi dengan menggunakan objek konkrit yang dibawa oleh guru
contohnya guru membawa rangka tengkorak karena pelajaran IPA. Pada tahap ini seorang pada dasarnya anak-anak
pada usia sekolah dasar secara has terbuka kepada dan berintraksi dengan
rentang stimuli yang luas dan berbagai perilaku. Dalam antusiasme dan keingin
tahuannya yang tak terkendalikan, mereka belum dipaksa oleh realitas realitas
sosial yang mengganggu dan yang mengubah persepsi-persepsi dari saudara-saudaranya
yang lebih tua dan banyak orang dewasa dimana mereka
beridentifikasi.Pada tahap ini Bimbingan dan Konseling berperan dalam
membimbing siswa untuk mengenal diri dan lingkungan agar siswa menjadi pribadi
yang mandiri, kreativ dan produkrif.
Pada masa sekolah dasar, sekolah saya tidak memiliki
guru Bimbingan dan Konseling secara khusus yang ada hanyalah wali kelas yang
juga berperan sebagai guru Bimbingan dan Konseling dan sistem yang digunakan
wali kelas akan mengomentari prilaku yang terjadi sehari-hari dan menuliskannya
pada buku rapot yang biasanya berupa
bagiman prilaku, sikap dan cara
berpakain. Saya rasa bimbingan dengan cara seperti itu kurang dapat
mengaplikasikan Bimbingan dan Konseling
secara maksimal karena hanya terdapat 1 guru yang mengawasi hampir 30 orang murid
sedangkan anak-anak pada umumnya memiliki sifat dan prilaku yang berbeda-beda.
Dengan mempertimbangkan hal di atas seharusnya guru
kelas dengan guru Bimbingan dan Konseling tidak digabung agar tujuan Bimbingan
konseling yang terdapat pada Sekolah Dasar agar Tujuan Bimbingan dan Konseling
dapat dicapai secara maksimal.
G.
Evaluasi Bimbingan dan Konseling di tingkat SLTP
dan SLTA
Menurut Piaget pada masa ini anak mengalami masa Operasional Formal kisaran
umur 12 tahun keatas pada masa ini seorang anak pengetahuan seorang anak
diperoleh dan disusun secara simbolis dan logis dan hipotetis / deduktif
("jika maka") berpikir dapat digunakan untuk menghasilkan semua
kemungkinan situasi tertentu. Pada Renncana mengembangkan kemampuan, bakat dan
minat” Kemampuan (ability) adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai
hasil dari pembawaan dan latihan.
Pada tahap ini peran Bimbingan dan
Konseling meliputi bagaimana seorang anak memahami dan mengerti tentang dirinya
sendiri yaitu dengan Bakat (aptitude) adalah Kemampuan bawaan yang merupakan
potensi yang masih perlu di kembangkan atau dilatih agar terwujud. Jadi bakat
adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang
relatif, bersifat umum ( misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat
akademis khusus).Bakat khusus ini di sebut juga talent. Minat (interest) Ialah
kecenderungan seseorang terhadap suatu hal tertentu dan tertarik melakukannnya.
Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang,
sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat di
lakukan di masa yang akan datang. Untuk melaksanakan suatu tindakan di butuhkan
minat agar tercapai dengan baik dan sesuai rencana. Tidak semua orang berbakat
akan berprestasi tinggi tanpa adanya kemampuan dan minat.
Jadi, setiap SLTP dan SLTA diseluruh
indonesia harusnya memiliki lebih dari 3 orang yang menjadi seorang guru BK.
Dan guru BK tersebut harus lulusan dari jurusan Bimbingan dan Konseling dan
bukan dari jurusan lain.
H.
Evaluasi Bimbingan dan Konseling di Perguruan
Tinggi
Pemberian
layanan bimbingan mahasiswa didesak oleh banyaknya problema yang dihadapi oleh
para mahasiswa dalam perkembangan studinya. Belajar diperguruan tinggi memiliki
beberapa karakteristik yang berbeda dengan belajar di sekolah lanjutan.
Karakteristik utama pada tingkat ini adalah kemandirian, baik dalam pelaksanaan
kegiatan belajar dan pemilihan pemrogram studi, maupun dalam pengelolaan
dirinya sebagai mahasiswa. Seorang mahasiswa telah dipandang cukup dewasa untuk
memilih dan menentukan program studi yang sesuai dengan bakat, minat, dan
cita-citanya. Mahasiswa juga dituntut untuk lebih banyak belajar, tanpa banyak
diatur, diawasi, dan dikendalikan, oleh dosen-dosenya.
Secara
keseluruhan, problema yang dihadapi oleh mahasiswa dapat dikelompokkan atas dua
kategori, yaitu problema sttudi dan problema sosial-pribadi.
1.
Problema akademik
Problema akademik merupakan
hambatan atau kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam merencanakan,
melaksanakan dan memaksimalkan perkembngan belajarnya.
Beberapa
problema studi yang mungkin dihadapi oleh mahasiswa sebagai berikut,
a)
Kesulitan dalam memilih program studi/konsentrasi/pilihan mata kuliah yang
sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia.
b)
Kesulitan dalam mengukur waktu belajar disesuaikan dengan banyaknya
tuntutan dan aktifitas perkuliahan, serta kegiatan mahasiswalainnya.
c)
Kesulitan dalam mendapatkan sumber belajar dan buku-buku simber.
d)
Kesulitan dalam menyusun makalah, laporan, dan tugas akhir.
e)
Kesulitan dalm mempelajari buku-buku yang yang berbahasa asing khususnya
bahasa inggris.
f)
Kurang motivasi atau semangat belajar.
g)
Adanya kebiasaan belajar yang salah.
h)
Rendahnya rasa ingin tahu dan ingin mendalami ilmu serta rekayasa.
i)
Kurangnya minat terhadap profesi
2.
Problema sosial pribadi
Problema sosial
pribadi merupakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam
mengelola kehidupannya sendiri serta menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial,
baik dikampus maupun di lingkungan tempat tinggalnya.
Beberapa problema sosial pribadi yang mungkin di
hadapi oleh mahasiswa adalah sebagai berikut.
a)
Kesulitan ekonomi/biaya kuliah
b)
Kesulitan berkenaan dengan masalah pemondokan
c)
Kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan teman sesama mahasiswa, baik
dikampus maupun dilingkungan tempat tinggal.
d)
Kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar tempat tinggal
mahasiswa, khususnya mahasiswa pendatang
e)
Kesulitan karena masalah-masalah keluarga
f)
Kesulitan karena masalah-masalah pribadi.[5]
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling di
Perguruan Tinggi sangat penting perananya bagi mahasiswa. Namun kebanyakan
perguruan tinggi tidak memiliki guru Bimbingan dan Konseling dan hanya
mengandalkan dosen PA.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sekolah berkewajiban member bimbingan dan konseling
kepada peserta didik baik di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Atas, maupaun di Perguruan Tinggi.
Tugas pokok guru pembimbing perlu dijabarkan kedalam
program kegiatan. Program itu perlu disusun dalam satuan-satuan layanan
kegiatan yang nantinya akan merupakan wujud nyata pelayanan langsung bimbingan
dan konseling.
B.
Saran
Bimbingan dan konseling dapat membantu peserta didik
dalam memecahkan permasalaha yang dihadapainya. Baik berupa tentang
permasalahan pribadi, sosial, belajar maupun karir. Peran seorang konselor
yaitu membantu pesrta didik dalam semua hal yang dibutuhkannya.
Pelaksanaan program bimbingan dan konseling yaitu harus berorientasi pada semua peserta didik dan harus berorientasi kepada masalah yang dihadapi peserta didik..
Pelaksanaan program bimbingan dan konseling yaitu harus berorientasi pada semua peserta didik dan harus berorientasi kepada masalah yang dihadapi peserta didik..
[1] Akhmad Muhaimin Azzef,Bimbingan dan Konseling Di Sekolah,(Jl.Anggrek
126 Sembilegi,Maguwoharjo Depok,Sleman,Jogjakarta,2013)Hlm.9-10
[2] Prof.Drs.Anas Sudijono, PENGANTAR EVALUASI PENDIDIKAN,
(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2005), Hlm 1-2.
[3] Akhmad
Muhaimin Azzet, Bimbingan dan Konseling
Di Sekolah,(Jogjakarta:Ar:Ruzz Media, 2013), Hlm 10.
[4] Dewa
Ketut Sukardi. PENGANTAR PELAKSANAAN
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH. (Jakarta: PT Rineka Cipta) 2010.
Hal 247-253.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar