Senin, 26 Desember 2016

makalah evaluasi bimbingan dan konseling



MAKALAH BK

(Evaluasi Bimbingan dan Konseling)
 
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Anak atau peserta didik adalah pribadi yang tumbuh dan berkembang menuju kedewasaannya. Seiring dengan bertambahnya usia, anak atau peserta didik mengalami proses belajar yang terus menerus dari yang sebelumnya tidak mengetahui menjadi mengetahui; dari yang sebelumnya tidak mengalami menjadi mengalami secara langsung pengalaman hidupnya. Dalam proses belajar dan memahami sesuatu inilah dibutuhkan seorang guru yang dapat mendampingi anak atau peserta didik.
Didalam sekolah, semua guru adalah pembimbing bagi anak didiknya dalam proses belajar mengajar. Seorang guru tidak hnay menyampaikan ilmunpengetahuan kepada anak didiknya, tetapi juga mendampingi mereka dalam meraih keberhasilan pendidikan. Dalam menjalani setiap aktifitas dalam belajar mengajar ini tugas gurur adalah juga memberikan bimbingan kepada anak didiknya. Akan tetapi, anak didik juga membutuhkan bimbingan secara khusus , terutama ketika menghadapi persoalan yang terkait dengan kepribadian , agar dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik. Disinilah sesungguhnya pentingnya keberadaan bimbingan dan konseling disekolah. Secara professional, bimbingan dan konseling dilakukan oleh konselor.[1]
Kemajuan berfikir dan kesadaran manusia akan diri dan dunianya, telah mendorong terjadinya globalisasi. Situasi global membuat kehidupan semakin kompetitip dan memnuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat kehidupan tang lebih baik. Dampak positif dari kondisi global telah mendorong manusia untuk terus berfikir, meningkatkan kemampuan, dan tidak puas terhadap apa yang dicapainya pada saat ini. Adapun dampak negatif dari globalisasi tersebut adalah (1) keresahan hidup dikalangan masyarakat yang semakin meningkat karena banyaknya komplik, sters, kecemasan, dan frustasi. (2) adanya kecendrungan pelanggaran displin, kolusi, dan korupsi, makin sulit diterapkannya ukuran baik jahat serta benar salah secara lugas. (3) adanya ambisi kelompok yang dapat menimbulkan konflik, tidak saja konflik psikis, tetapi juga konflik fisik dan (4) pelarian dari masalah melalui jalan pintas yang bersifat sementara juga adiktif, seperti penggunaan obat-obat terlarang,
Untuk menangkal dan mengatasi masalah tersebjt perlu dipersiapkan insane dan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu. Manusia Indonesia yang bermutu yaitu, manusia yang harmonis lahir dan batin, sehat jasmani dan rohani, bermoral, menguasai ilmu pengatahuan dan teknologi secara professional, serta dinamis dan kreatif.


B.     Rumusan Masalah

1.      Apa itu Evaluasi?
2.      Apa itu BK?
3.      Apa arti evaluasi Bimbingan dan Konseling?
4.      Tujuan Evaluasi dari BK?
5.      Jenis-Jenis Evaluasi BK?
6.      Evaluasi BK Pada tingkat SD?
7.      Evaluasi BK Pada tingkat SLTP dan SLTA?
8.      Evaluasi BK Pada tingkat Perguruan Tinggi?

C.    Tujuan

1.      Untuk mengetahui pengertian evaluasi?
2.      Untuk mengetahui pengertian BK?
3.      Untuk mengetahui pengertian Evaluasi BK?
4.      Untuk mengetahui tujuan BK?
5.      Untuk mengetahui jenis-jenis Evaluasi BK?
6.      Untuk mengetahui Bagaimana Evaluasi BK pada tingkat SD?
7.      Untuk mengetahui Bagaimana Evaluasi BK pada tingkat SLTP dan SLTA?
8.      Untuk mengetahui Bagaimana Evaluasi BK pada tingkat Perguruan Tinggi?




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari b.inggris evaluation, dalam b. arab : al-taqdir , dalam bahasa Indonesia berarti, penilaian.
Adapun dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh edwind wand dan Gerald W.Brown:  Evaluation refer to the act or process to determining to the value of something.menurut difinisi ini yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan Gerald W. Brown itu untuk memberikan definisi tentang evaluasi pendidikan, maka evaluasi pendidikan itu dapat diberi pengertian sebagai , suatu tindakan atau kegiatan (yang dilaksanakan dengan maksuduntuk)—atau suatu proses—(yang berlangsung dalam dalam rangka)—menentukan nilai dari segala sesuatu dalam dunia pendidikan (segala sesuatu yang berhubungan dengan, atau yang terjadi dilapangan pendidikan.[2]

B.     Pengertian Bimbingan konseling
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bimbingan diartikan senbagai petunjuk (penjelasan) cara mengerjakan sesuatu. Sedangkan konseling adalah pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada sesseorang menggunakan metode psikologis. Konseling juga bisa diartikan sebagai pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli sedemikian rupa sehingga pemahaman terhadap diri sendiri meningkat dalam memecahkan berbagai masalah.
Bila merujuk pada kamus besar tersebut, bimbingan dan konseling adalah petunjuk atau penjelassan yang diberikan oleh yang ahli kepada seseorang dengan metode psikologis sehingga seseorang semakin memahami dirinya agar dapat menghadapi suatu masalah dengan baik.[3]



C.    Pengertian Evaluasi Bimbingan dan Konseling
Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dimaksudkan adalah segala upaya tindakan atau proses untuk nilai menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bmbingan dan konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapatlah dirumuskan bahwa:
1)      Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan suatu usaha untuk menilai efisiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan dan konseling demi peningkatan mutu program bimbingan dan konseling
2)      Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling ialah suatu usaha penelitian dengan cara mengumpulkan data secara sistematis, menarik kesimulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif, mengadakan penafsiran dan merencanakan langkah-langkah perbaikan pengembangan dan pengarahan sataf.
D.    Tujuan pelaksanaan evaluasi program dan bimbingan konseling
Secara umum penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling bertujuan untu:
1.      Mengetahui program bimbingan dan konseling atau subjek yang telah memanfaatkan bimbingan dan konseling
2.      Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas strategi pelaksanaan prografm bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu
Secara operasional, penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling ditujukan untuk:
1). Meneliti secara berkala hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling
2). Mengetahui tingkat efisiensi dan efektifitas dari layanan bimbingan dan konseling
3)      Mengetahui jenis layanan yang sudah atau belum dilaksanakan dan atau perlu diadakan perbaikan dan pengembangan
4)      Mengetahui sampai sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam usaha menunjang keberhasilan pelaksanaan program bmbingan dan konseling
5)      Memperoleh gambaran sampai sejauh mana peranan masyarakat terhadap pelaksanaan program bimbingan dan  konseling
6)      Mengethui sampai sejauh mana kontribusi program vimbingan dan konseling terhadap pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya, TIK dan TIU pada khususnya
7)      Mendapatkan informasi yang akurat dalam rangka perencanaan langkah-langkah pengembangan program bimbingan dan konseling selanjutnya
8)      Membatu mengembangkan kurikulum sekolah untuk kesesuaian dengan kebutuhan
E.     Jenis evaluasi pelaksanaan program BK di sekolah
Jenis evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah mencakup empat komponen, yaitu: (1). Evaluasi peserta didik (input), (2). Evaluasi program, (3). Evaluasi proses pelaksanaan program bimbingan dan konseling dan (4). Evaluasi hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah.
1.      Evaluasi peserta didik (input)
Untuk mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program bimbingan konseling di sekolah, maka pemahaman terhadap peserta didik yang mendapatkan bimbingan dan konseling penting dan perlu. Pemahaman mengenai peserta didik perlu dilakukan sedini mungkin.
Denganpemahaman terhadap peserta didik ini dapat dipakai untuk mempertimbangkan hasil pelaksanaan program bimbingan bila dibandingkan dengan produk yang dicapai. Evaluasi jenis ini dimulai dari layanan pengumpulan data pada saat peserta didik diterima sekolah bersangkutan.
Adapun jenis data yang dikumpulkan dari peserta didik dapat berupa: (a) kemampuan sekolastik umum, (b) bakat, (c) minat, (d) kepribadian, (e) prestasi belajar, (f) riwayat kependidikan, (g) riwayat hidup, (h) cita-cita pendidikan/ jabatan, (i) hobi dan penggunaan waktu hidup,(j) kebiasaan belajar, (k) ilmu sosial, (l) keadaan fisik dan kesehatan, (m) kesulitan-kesulitan yang diihadapi, dan (n) minat terhadap pelajaran sekolah.


2.      Evaluasi program
Jenis evaluasi program ini dilakukan demi untuk peningkatan mutu program bimbingan dan konseling di sekolah. Penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah  dibagi menjadi beberapa kegiatan layanan, yaitu: (1) layanan kepada peserta didik, (2) layanan kepada guru, (3) layanan kepada kepala sekolah, (4) layanan kepada orang tua siswa/masyarakat. Kegiatan operasiaonal dari masing-masing hendaknya disusun dalam suatu sistematika tertentu. Jenis evaluasi pelaksanaan program bimbingan ini memerlukan alat-alat/instrumen evaluasi yang baik.
3.      Evaluasi proses
Untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan dalam program bimbingan dan  koseling di sekolah, dituntut proses pelaksanaan yang mengarah kepada tujuan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan program bimbingan di sekolah banyak faktor yang terlebih yang perlu dievaluasi, di antaranya:
a.       Organisasi dan administrasi program bimbingan dan konseling
b.      Petugas pelaksana atau personil
1)      Tenaga profesional
2)      Tenaga non-profesional
c.       Fasilitas dan perlengkapan
1)      Fasilitas teknis: tes, inventori angket, format, dan sebagainya.
2)      Fasilitas fisik, seperti:
a)      Ruang konselor;
b)      Ruang konseling;
c)      Ruang tunggu;
d)     Ruang pertemuan;
e)      Ruang administrasi bimbingan dan konseling;
f)       Ruang penyimpanan alat-alat;
g)      Ruang penyimpanan data.
3)      Perlengkapan seperti: meja, kursi, filling kabinet, files, lemari, rak, papan media bimbingan, mesin ketik, alat perekam pandang dengar, dan sebagainya.
4)      Anggaran biaya
Anggaran biaya perlu dipersiapkan secara rinci untuk untuk menunjang pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. Anggaran yang diperlukan adalah dalam pos-pos sebagai berikut:
a)      Honorarium pelaksana/personel;
b)      Pengaduan dan atau pengembangan alat-alat teknis;
c)      Pengadaan dan pemeliharaan sarana fisik;
d)     Biaya operasional: perjalanan, pertemuan, kunjungan rumah, dan sebagainya.
e)      Penilaian dan penelitian.
5)      Kegiatan pelaksanaan program bimbingan dan konseling

4.      Evaluasi hasil pelaksanaan program bimbingan dan konseling
Jenis evaluasi pelaksanaan program ini diadakan melaui peninjauan  terhadap hasil yang diperoleh seseorang berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan bimbingan dan melalui peninjauan terhadap kegiatan itu sendiri dalam berbagai aspeknya. Peninjauan evaluatif itu memusatkan perhatian pada efek-efek yang dihasilkan sesuai dengan tujuan-tujuan bimbingan yang dikenal dengan nama evaluasi produk atau evaluasi hasil. Jadi, untuk memperoleh gambaran tentang keberhasilan dari pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah. Sedangkan untuk mendapatkan gambaran tentang hasil dari pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka harus dilihat dalam diri siswa yang memperoleh layanan bimbingan itu sendiri. Penilaian terhadap hasil lebih menekankan pada pengumpulan data atau informasi mengenai keberhasilan dan pengaruh kegiatan layanan bimbingan yang telah diberikan. Dengan kata lain, evaluasi terhadap hasil ditujukan pada pencapaian tujuan program, baik dalam jangka pendek, maupun jangka panjang.[4]

F.     Evaluasi Bimbingan dan Konseling pada Sekolah Dasar
Masa sekolah dasar adalah masa kanak-kanak menuju masa remaja. Menurut tahapan yang dikemukakan oleh Piaget pada tahap ini anak mengalami tahap Operasional Konkrit yaitu pada umur 7-12 tahun, Pengetahuan diperoleh dan struktur simbolis dan logis, tetapi skema terbatas pada objek konkrit dan hadir dan acara. Pada tahap ini seorang anak akan mengalami akomodasi dan asimilasi dengan menggunakan objek konkrit yang dibawa oleh guru contohnya guru membawa rangka tengkorak karena pelajaran IPA.  Pada tahap ini seorang pada dasarnya anak-anak pada usia sekolah dasar secara has terbuka kepada dan berintraksi dengan rentang stimuli yang luas dan berbagai perilaku. Dalam antusiasme dan keingin tahuannya yang tak terkendalikan, mereka belum dipaksa oleh realitas realitas sosial yang mengganggu dan yang mengubah persepsi-persepsi dari saudara-saudaranya yang lebih tua dan banyak orang dewasa dimana mereka beridentifikasi.Pada tahap ini Bimbingan dan Konseling berperan dalam membimbing siswa untuk mengenal diri dan lingkungan agar siswa menjadi pribadi yang mandiri, kreativ dan produkrif.
Pada masa sekolah dasar, sekolah saya tidak memiliki guru Bimbingan dan Konseling secara khusus yang ada hanyalah wali kelas yang juga berperan sebagai guru Bimbingan dan Konseling dan sistem yang digunakan wali kelas akan mengomentari prilaku yang terjadi sehari-hari dan menuliskannya pada buku rapot yang biasanya berupa  bagiman prilaku, sikap  dan cara berpakain. Saya rasa bimbingan dengan cara seperti itu kurang dapat mengaplikasikan  Bimbingan dan Konseling secara maksimal karena hanya terdapat 1 guru yang mengawasi hampir 30 orang murid sedangkan anak-anak pada umumnya memiliki sifat dan prilaku yang berbeda-beda.
Dengan mempertimbangkan hal di atas seharusnya guru kelas dengan guru Bimbingan dan Konseling tidak digabung agar tujuan Bimbingan konseling yang terdapat pada Sekolah Dasar agar Tujuan Bimbingan dan Konseling dapat dicapai secara maksimal.



G.    Evaluasi Bimbingan dan Konseling di tingkat SLTP dan SLTA
Menurut Piaget pada masa ini anak mengalami masa Operasional Formal kisaran umur 12 tahun keatas pada masa ini seorang anak pengetahuan seorang anak diperoleh dan disusun secara simbolis dan logis dan hipotetis / deduktif ("jika maka") berpikir dapat digunakan untuk menghasilkan semua kemungkinan situasi tertentu. Pada Renncana mengembangkan kemampuan, bakat dan minat” Kemampuan (ability) adalah daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan.
Pada tahap ini peran Bimbingan dan Konseling meliputi bagaimana seorang anak memahami dan mengerti tentang dirinya sendiri yaitu dengan Bakat (aptitude) adalah Kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu di kembangkan atau dilatih agar terwujud. Jadi bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang relatif, bersifat umum ( misalnya bakat intelektual umum) atau khusus (bakat akademis khusus).Bakat khusus ini di sebut juga talent. Minat (interest) Ialah kecenderungan seseorang terhadap suatu hal tertentu dan tertarik melakukannnya. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan dapat dilaksanakan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat di lakukan di masa yang akan datang. Untuk melaksanakan suatu tindakan di butuhkan minat agar tercapai dengan baik dan sesuai rencana. Tidak semua orang berbakat akan berprestasi tinggi tanpa adanya kemampuan dan minat.
      Jadi, setiap SLTP dan SLTA diseluruh indonesia harusnya memiliki lebih dari 3 orang yang menjadi seorang guru BK. Dan guru BK tersebut harus lulusan dari jurusan Bimbingan dan Konseling dan bukan dari jurusan lain.
     
H.    Evaluasi Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi
Pemberian layanan bimbingan mahasiswa didesak oleh banyaknya problema yang dihadapi oleh para mahasiswa dalam perkembangan studinya. Belajar diperguruan tinggi memiliki beberapa karakteristik yang berbeda dengan belajar di sekolah lanjutan. Karakteristik utama pada tingkat ini adalah kemandirian, baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan pemilihan pemrogram studi, maupun dalam pengelolaan dirinya sebagai mahasiswa. Seorang mahasiswa telah dipandang cukup dewasa untuk memilih dan menentukan program studi yang sesuai dengan bakat, minat, dan cita-citanya. Mahasiswa juga dituntut untuk lebih banyak belajar, tanpa banyak diatur, diawasi, dan dikendalikan, oleh dosen-dosenya.
      Secara keseluruhan, problema yang dihadapi oleh mahasiswa dapat dikelompokkan atas dua kategori, yaitu problema sttudi dan problema sosial-pribadi.
1.      Problema akademik
Problema akademik merupakan hambatan atau kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam merencanakan, melaksanakan dan memaksimalkan perkembngan belajarnya.
            Beberapa problema studi yang mungkin dihadapi oleh mahasiswa sebagai berikut,
a)      Kesulitan dalam memilih program studi/konsentrasi/pilihan mata kuliah yang sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia.
b)      Kesulitan dalam mengukur waktu belajar disesuaikan dengan banyaknya tuntutan dan aktifitas perkuliahan, serta kegiatan mahasiswalainnya.
c)      Kesulitan dalam mendapatkan sumber belajar dan buku-buku simber.
d)     Kesulitan dalam menyusun makalah, laporan, dan tugas akhir.
e)      Kesulitan dalm mempelajari buku-buku yang yang berbahasa asing khususnya bahasa inggris.
f)       Kurang motivasi atau semangat belajar.
g)      Adanya kebiasaan belajar yang salah.
h)      Rendahnya rasa ingin tahu dan ingin mendalami ilmu serta rekayasa.
i)        Kurangnya minat terhadap profesi
2.      Problema sosial pribadi
Problema sosial pribadi merupakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh mahasiswa dalam mengelola kehidupannya sendiri serta menyesuaikan diri dengan kehidupan sosial, baik dikampus maupun di lingkungan tempat tinggalnya.


            Beberapa  problema sosial pribadi yang mungkin di hadapi oleh mahasiswa adalah sebagai berikut.
a)      Kesulitan ekonomi/biaya kuliah
b)      Kesulitan berkenaan dengan masalah pemondokan
c)      Kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan teman sesama mahasiswa, baik dikampus maupun dilingkungan tempat tinggal.
d)     Kesulitan menyesuaikan diri dengan masyarakat sekitar tempat tinggal mahasiswa, khususnya mahasiswa pendatang
e)      Kesulitan karena masalah-masalah keluarga
f)       Kesulitan karena masalah-masalah pribadi.[5]
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa Bimbingan dan Konseling di Perguruan Tinggi sangat penting perananya bagi mahasiswa. Namun kebanyakan perguruan tinggi tidak memiliki guru Bimbingan dan Konseling dan hanya mengandalkan dosen PA.















BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Sekolah berkewajiban member bimbingan dan konseling kepada peserta didik baik di Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, maupaun di Perguruan Tinggi.
Tugas pokok guru pembimbing perlu dijabarkan kedalam program kegiatan. Program itu perlu disusun dalam satuan-satuan layanan kegiatan yang nantinya akan merupakan wujud nyata pelayanan langsung bimbingan dan konseling.
B.       Saran
Bimbingan dan konseling dapat membantu peserta didik dalam memecahkan permasalaha yang dihadapainya. Baik berupa tentang permasalahan pribadi, sosial, belajar maupun karir. Peran seorang konselor yaitu membantu pesrta didik dalam semua hal yang dibutuhkannya.
Pelaksanaan program bimbingan dan konseling yaitu harus berorientasi pada semua
 peserta didik dan harus berorientasi kepada masalah yang dihadapi peserta didik..








[1] Akhmad Muhaimin Azzef,Bimbingan dan Konseling Di Sekolah,(Jl.Anggrek 126 Sembilegi,Maguwoharjo Depok,Sleman,Jogjakarta,2013)Hlm.9-10
[2] Prof.Drs.Anas Sudijono, PENGANTAR EVALUASI PENDIDIKAN, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 2005), Hlm 1-2.
[3] Akhmad Muhaimin Azzet, Bimbingan dan Konseling Di Sekolah,(Jogjakarta:Ar:Ruzz Media, 2013), Hlm 10.
[4] Dewa Ketut Sukardi. PENGANTAR PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH. (Jakarta: PT Rineka Cipta) 2010. Hal 247-253.

[5] Dr. Ahmad Juntika M.Pd, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT Refika Aditama, 2006), Hlm.27-28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar